BANGKALAN (Lentera) -Sejumlah nelayan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Kondisi ini memaksa mereka untuk membeli solar dengan harga lebih tinggi dari pengecer.
Bilal Kurniawan, seorang nelayan asal Kecamatan Arosbaya, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya kini kerap membeli solar dari pengecer akibat kesulitan mengakses pasokan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Sejak semingguan ini kami beli ke pengecer. Harganya tentu lebih mahal," ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
Harga solar di pengecer saat ini dipatok Rp 10.000 per liter, sedangkan di SPBU hanya Rp 6.800 per liter.
"Mau tidak mau ya beli lebih mahal daripada tidak melaut sama sekali," ungkapnya.
Bilal menambahkan, minimnya stok solar di daerahnya memaksa nelayan untuk pergi ke kota untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.
"Karena jaraknya cukup jauh untuk kita beli ke kota, makanya kita beli ke pengecer di kampung," jelasnya.
Dalam sekali melaut, nelayan di Arosbaya membutuhkan solar sebanyak 10 liter untuk satu perahu, sehingga biaya yang dikeluarkan melonjak dari Rp 68.000 menjadi Rp 100.000.
Hal serupa juga dialami oleh nelayan di Kecamatan Tanjung Bumi, Moh Junaidi.
Ia menyatakan bahwa meskipun pasokan solar tidak sepenuhnya langka, stok di pengecer sangat terbatas.
"Di sini kalau langka ya tidak, namun untuk beli juga stoknya terbatas," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa nelayan harus membeli solar dari pengecer jika tidak mendapatkan pasokan dari SPBU.
"Kalau yang kebagian stok ya ke SPBU, kalau kehabisan beli ke pengecer," tuturnya. mengutip Kompas.
Pertamina mengecek ke lapangan
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan ke lapangan dalam waktu dekat.
"Kami akan cek ke lapangan," jelasnya.
Ahad menambahkan bahwa pasokan solar ke SPBU di Bangkalan sudah sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah.
Namun, ia enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah kuota tersebut.
"Distribusi sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah," pungkasnya (*)
Editor: Arifin BH





.jpg)
