22 November 2025

Get In Touch

Aktivitas Gunung Semeru Masih Berstatus Awas

Pantauan di daerah yang menjadi aliran APG Gunung Semeru di Lumajang.
Pantauan di daerah yang menjadi aliran APG Gunung Semeru di Lumajang.

SURABAYA (Lentera) - Aktivitas Gunung Semeru masih bertahan pada level IV atau Awas hingga Kamis tengah malam (20/11/2025). Kondisi itu berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, pantauan dari Badan Geologi terhadap aktivitas gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini pascaerupsi hebat pada Rabu (19/11/2025) siang.

Data kegempaan 19-20 November 2025 hingga pukul 12:00 WIB, tercatat 179 kali gempa letusan, 1 kali gempa awan panas, 67 kali gempa guguran, 7 kali gempa embusan, 4 kali tremor harmonik, 3 kali gempa vulkanik dalam, dan 6 kali gempa tektonik jauh.

"Jumlah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulisnya, Kamis malam (20/11/2025).

Dari hasil Gempa-gempa yang terekam itu mengindikasikan masih adanya suplai dari bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan embusan. Aktivitas Gunung Semeru memperlihatkan bahwa erupsi dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan kondisi cuaca. 

Nilai variasi kecepatan relatif (dv/v) yang negatif atau menunjukkan pola penurunan sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan dekat permukaan tubuh gunung api yang berlokasi di Lumajang, Jawa Timur, itu. Pemantauan deformasi pada periode ini menunjukkan pola relatif stabil, diinterpretasikan bahwa tidak ada peningkatan tekanan dari bagian dalam tubuh gunungapi.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto masih berupaya maksimalkan keselamatan warga, diantaranya dengan mengevakuasi mereka ke titik kumpul. "Tentu yang menjadi titik kumpul dan titik kumpul ini dari Puskesmas sudah turun tapi mungkin memang butuh penguatan sistem kesehatan supaya masing-masing termonitor," katanya Kamis (20/11/2025).

Dia menandaskan di antara yang menjadi perhatian adalah posisi psikologis warga yang menjadi naik, termasuk juga adanya gangguan Kesehatan berupa ISPA. "Ya, jadi untuk saluran pernapasan akut ini juga harus dilakukan intensifikasi pemeriksaan dan proses Penanganannya. Ini sebetulnya secara pembagian sih sudah bagus sih Ada anak-anak ada lansia ada keluarga cuma karena on off itu," sambungnya.

Pihaknya juga melakukan upaya mobilitas dan setelah itu akan menyiapkan dapur umum. 

Gunung Semeru erupsi besar pada Rabu (19/11/2025), pada pukul 14.13 WIB. Erupsi berupa awan panas guguran dengan jarak luncur hingga 13,8 kilometer ke arah Besuk Kobokan. Awan Panas terekam di seismograf Gunung Semeru dengan amplitudo maksimum 47 mm dan lama gempa 14.283 detik (kurang lebih 4 jam).

Hasilnya, terhitung dari 19 November 2025 pukul 17.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Pada level ini, Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi bahwa masyarakat, pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). (*)

Editor : Lutfiyu Handi/berbagai sumber


 

Share:
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.