22 November 2025

Get In Touch

Akibat Awan Panas Gunung Semeru 346 Warga Mengungsi

Ratusan warga mengungsi di pos pengungsian yang tersebar di 2 titik yakni di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan SD 2 Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Rabu (19/11/2025). (dok. BNPB.go.id)
Ratusan warga mengungsi di pos pengungsian yang tersebar di 2 titik yakni di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan SD 2 Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Rabu (19/11/2025). (dok. BNPB.go.id)

MALANG (Lentera) -Akibat guguran awan panas Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) sebanyak 346 warga mengungsi ke sejumlah titik di Pronojiwo dan Candipuro, Lumajang. Bebeapa  rumah di Dusun Sumbersari dan Dusun Umbulan Sumbersari juga mengalami kerusakan sedang hingga berat karena banjir lahar.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengatakan guguran awan panas yang berlangsung hingga pukul 18.11 WIB itu menyebabkan luncuran material lebih dari 13 kilometer ke arah tenggara–selatan, tepatnya menuju daerah Besuk Kobokan.

"Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Semeru selama tujuh hari. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/595/KEP/427.12/2025. Meski erupsi dinyatakan berakhir pada pukul 19.56 WIB, status level aktivitas Semeru tetap berada di Level IV atau Awas," ujar Gatot, dalam laporan resminya, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, sejumlah permukiman di Dusun Sumbersari dan Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo mengalami kerusakan sedang hingga berat menyusul banjir lahar yang mengikuti rangkaian erupsi tersebut.

Aroma belerang yang kuat juga terpantau mengganggu kenyamanan dan pernapasan warga. Selain itu, dikatakannya, sebagian wilayah Candipuro dan Pronojiwo tertutup hujan abu vulkanik.

"Sebanyak 346 warga mengungsi ke sejumlah titik pengungsian di dua kecamatan. Di Kecamatan Pronojiwo, titik pengungsian berada di Balai Desa Oro-Oro Ombo (4 jiwa), SDN 04 Supiturang (64 jiwa), Masjid Ar-Rahmah Oro-Oro Ombo (nihil), dan Masjid Nurul Jadid Supiturang (115 jiwa)," katanya.

Sementara itu, Gatot menyebutkan, di wilayah Kecamatan Candipuro, pengungsian tersebar di Balai Desa Penanggal, SDN 02 Sumberurip (7 jiwa, terdiri atas 2 lansia dan 1 ibu hamil), Kantor Kecamatan Candipuro (101 jiwa), serta rumah Kepala Desa Sumbermujur (55 jiwa, termasuk 23 dewasa, 28 anak-anak, dan 4 balita).

Peristiwa ini juga menyebabkan tiga warga mengalami luka. Korban bernama Hosen (44), warga Dusun Umbulan Sumbersari, berhasil dievakuasi pada Kamis (20/11/2025) setelah terjebak di dalam rumah saat banjir lahar terjadi. Ia mengalami luka bakar di bagian kaki dan dilarikan ke RSUD Pasirian.

Dua korban lainnya, Haryono (49) dan Normawati (42), warga Dusun Maron, Kediri, terluka akibat tergelincir pada tumpukan material panas di sekitar Gladak Perak dan kini dirawat di RSUD Haryoto.

"Kami melibatkan Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, serta BPBD Kabupaten Lumajang terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik. Tim TD Badan Geologi juga direncanakan menurunkan tambahan personel untuk memperkuat pemantauan di lapangan," ungkap Gatot.

Lebih lanjut, Gatot menyampaikan, saat ini dapur umum telah dibuka oleh Tagana Dinas Sosial Kabupaten Lumajang di Balai Desa Sumberurip, Pronojiwo dengan menyediakan 200 paket makanan bagi warga terdampak. PMI Kabupaten Malang turut mengoperasikan dapur umum di Balai Desa Oro-Oro Ombo dan menyiapkan 300 paket nasi bungkus.

"Kegiatan pendakian ke kawasan Ranu Kumbolo ditutup sementara hingga situasi dinyatakan aman. Cuaca di sekitar Semeru pada Kamis pagi terpantau berawan. Hingga saat ini, personel dari berbagai instansi masih siaga di sejumlah lokasi terdampak untuk mengantisipasi potensi bahaya lanjutan dari aktivitas Gunung Semeru," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.