PURBALINGGA (Lentera) -Pergerakan tanah di Dusun Karangtengah, Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar, kembali menunjukkan peningkatan.
Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Revon Haprindiat, menyampaikan bahwa rekahan tanah bertambah lebar dan muncul retakan baru di sekitar pemukiman warga.
Bencana ini bermula pada Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 18.00 WIB setelah wilayah setempat diguyur hujan. Hingga hari ke empat, kondisi tanah terus bergerak dan menyebabkan dampak yang semakin meluas.
Perkembangan terbaru, kata Revon, menunjukkan jumlah pengungsi mencapai 22 KK atau 85 jiwa, termasuk 7 lansia dan 8 balita. Seluruh warga masih mengungsi di rumah tetangga maupun kerabat terdekat.
"Cuaca pada Sabtu tercatat hujan ringan, yang dikhawatirkan dapat memicu pergerakan tanah lanjutan," katanya.
Tim Penanganan Darurat dari Pos Lapangan Desa Maribaya melakukan sejumlah upaya, antara lain melayani kebutuhan pengungsi, distribusi sarapan untuk warga terdampak, melakukan pengecekan lanjutan di lokasi pergerakan tanah.
"Kondisi terbaru, retakan meluas dan sungai tersumbat. Selain itu, ditemukan data amblasan tanah semula 2–3 meter terus bertambah sekitar 50 cm," katanya.
Menurut Revon, rekahan tanah berbentuk tapal kuda berdiameter 100 meter melebar 60 cm, dengan lebar rekahan keseluruhan mencapai 1- 4 meter, juga bertambah 50 cm.
Selain itu, muncul retakan baru di belakang rumah warga atas nama Rosidin dan Situminah, amblas hingga 35 cm, lebar 10 cm, dan panjang 50 meter.
Mengutip rmol Minggu (16/11/2025), material gerakan tanah juga menutup aliran sungai di belakang rumah Saebani, menyebabkan air mengalir ke tiga rumah warga yaitu rumah milik rumah Saebani, Tasiem dan Rasimin.
Untuk saat ini, kebutuhan mendesak untuk para warga yang mengungsi adalah logistik pangan dan sembako, selimut dan kasur, susu balita, air mineral.
"Dalam operasi penanganan bencana tanah gerak ini, Tim Gabungan terdiri dari BPBD, BAZNAS, Pramuli,Tagana, Pemdes Maribaya dan relawan lainnya," katanya (*)
Editor: Arifin BH





.jpg)
