22 November 2025

Get In Touch

Purbaya "Jumeneng", Hangabehi "Topo Gentur"

Penulis di acara Sabda Dalem
Penulis di acara Sabda Dalem

KOLOM (Lentera) -MESKI proses suksesi sempat kisruh. Tapi penobatan Gusti Purbaya sebagai Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat, berlangsung mulus. 

Di atas "watu gilang" (batu yang dikeramatkan), Sabtu 15 Nevember 2025, Purbaya melakukan "Sabda Dalem". 

"Ing watu gilang iki, ingsun hanetepake nggenteni kalenggahane Kanjeng Rama Sinoehoen Pakoe Boewono XIII, minangka Sri Susuhunan ing Karaton Surakarta Hadiningrat (Di watu gilang ini saya menetapkan, menggantikan kedudukan ayah saya PB XIII, sebagai Raja di Karaton Surakarta Hadiningrat)."

Ia juga berjanji: Pertama, menjalankan kebijakan berdasarkan syariat Islam dan paugeran keraton. Kedua, mendukung NKRI lahir batin. Ketig, menjaga warisan adiluhung para Raja Mataram.

Janji yang bermakna dalam itu ditujukan pada seluruh putra-putri dalem.Juga keluarga besar, abdi dalem dan masyarakat. Agar menjadi penanda, bahwa masa kebangkitan karaton telah dimulai.

Juru bicara Karaton, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani mengatakan, jumeneng PB XIV adalah menandai kembalinya tatanan keraton di jalur yang benar. 

PB XIV Selanjutnya bergelar : "Sampejan Dalem Ingkang Sinoehoen Kandjeng Pakoeboewono Senapati Ing Ngalaga Ngabdurahman Sajidin Panatagama Kang Djumeneng Kaping XIV".  

Sebelum penobatan, berhembus kabar akan terjadi "ontran - ontran". Karena itu penjagaan dari Kepolisian cukup ketat. 

Penjagaan tak cukup dari lokal Surakarta. Bahkan aparat dari Polda Jateng dan Bareskrim Pusat juga diturunkan.

"Ya ini kan even nasional," ujar seorang aparat. 

Sekitar pukul 11.00, Purbaya tampak keluar dari pintu "Kori Kamandungan."

Dalam iring-iringan, tampak GRA Pakubuwana (ibu Purbaya). Sebelumnya bergelar GKRA Pradapaningsih. Ia kelihatan ceria dan  sumringah, mengenakan kebaya biru. Berada di belakang Sang Raja. 

Iring-iringan sampai di "Sitihinggil", berhenti. Di atas " Watu Gilang". Di saksikan para petinggi kraton  dan abdi dalem. Serta tamu dari luar kraton. 

Dengan tegas dan mantap, Purbaya melakukan "Sabda Dalem", menjadi Raja. Pengganti mendiang ayahnya (Pakoe Boewono XIII) yang wafat 02 November 2025. 

Terasa Sepi

Namun ada yang tak biasa. Penobatan ini terasa sepi, tanpa dimeriahkan tarian sakral "Bedaya Ketawang".  

Ya, tarian yang penarinya terdiri dari gadis-gadis cantik. Biasanya ditampilkan sebelum Raja dinobatkan.  

"Ini sudah menyalahi tradisi. Ini ngrusak adad," ujar sebuah sumber. Sumber itu menyebut, yang biasa mengurus Tarian "Bedaya Ketawang" adalah Gusti Mung -panggilan akrab GKR Wandansari. Putri PB XII, yang terlahir dengan nama GRA Koes Moertijah.

"Sedangkan dia (Gusti Mung) berpihak pada KGPH Hangabehi," ujarnya. 

Menurut Humas Karaton Kasunanan Surakata Hadiningrat, Kanjeng Samsul, Bedaya Ketawang akan dipentaskan setelah 40 hari wafatnya PB XIII.   

KGPH Hangabehi adalah putra tertua dari PB XIII lain ibu. Pihak lain menyebut Hangabehi inilah  sebenarnya  pewaris sah. Pengganti PB XIII. 

Mengutip "Varta DIY 13/11/2025. Hangabehi bahkan telah dilantik Maha Menteri Kasunanan Surakarta, Panembahan Agung, Tejowulan  sebagai  Pangeran Pati. Yakni: Calon  Raja. 

Saat jumenengan PB XIV,  Sang Pangeran Pati tak tampak. Kemana dia?.

Konon lelaki berperangai teduh itu sedang bertapa.  Ia sedang laku batin, untuk mengendalikan hawa nafsu. 

"Kadosipun saweg gentur tapane. Nyenyuwun dumateng Ingkang Moho Kuwaos. Kados pundi sejatosipun (Kelihatannya sedang khusyuk semedi/ bertapa. Memohon petunjuk kepada Tuhan. Bagaimana sejatinya suksesi ini)." 

Sumber itu menambahkan. Kelak,  setelah 40 hari meninggalnya PB XIII. Hangabehi akan bereaksi. Apa reaksinya?  Akankah terjadi gegeran lagi? (*)

Penulis: Subakti Sidik, Wartawan Senior PWI|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.