23 November 2025

Get In Touch

Menyusuri Sungai Maron Pacitan, Sepenggal Amazon di Jawa Timur

Menyusuri Sungai Maron Pacitan, Sepenggal Amazon di Jawa Timur

SURABAYA ( LENTERA ) - Mengalir sejauh kurang lebih 4,5 kilometer dari hulu hingga ke muara di Pantai Ngiroboyo, Sungai Maron menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan. Aliran sungainya jernih berwarna kehijauan yang berpadu harmonis dengan pepohonan kelapa dan hutan bambu di sepanjang bantaran sungai. Perahu-perahu kecil meluncur perlahan di atas permukaan air yang tenang, membelah kabut pagi atau mentari sore yang memantul dari permukaan air bak cermin.

Burung-burung liar kadang tampak beterbangan di antara dahan, menciptakan suasana alami yang begitu damai dan jauh dari hiruk pikuk kota. Kabut tipis di pagi hari, suara gemercik air, serta aroma tanah dan dedaunan yang segar membuat pengalaman menyusuri Sungai Maron terasa magis.

 

Sepintas, pemandangan ini mirip dengan perjalanan menyusuri Amazon. Sungai terpanjang di dunia yang melintasi Brasil, Kolombia, dan Peru di Amerika Selatan.Menariknya, aliran air Sungai Maron di musim kemarau akan berwarna hijau sedikit kebiruan dan debitnya tidak terlalu tinggi. Semua akan berubah total menjadi cokelat, saat musim hujan datang.

 

"Memang banyak yang menyebut Sungai Maron mirip Amazon. Yang pasti bagi kami warga sekitar, dengan wisata sungai ini perekonomian bisa bergerak. Ada yang menyewakan kapal, bula waring, membuat camilan dan oleh-oleh," kata Ketua Pokdarwis Sungai Maron, Dedi Dwi Haryanto.

 

Sungai Maron telah dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat dengan dukungan pemerintah daerah, pusat hingga BUMN. Fasilitas yang tersedia cukup memadai untuk menunjang kenyamanan wisatawan.

 

Tersedia perahu bermotor berkapasitas 4 orang dewasa,lengkap dengan pelampung dan pemandu lokal.

Menurut data Pokdarwis saat ini ada 132 kapal yang siap mengantarkan para wisatawan menyusuri Sungai Maron. "Pada awal wisata ini dibuka, hanya sekitar 7 kapal yang beroperasi. Namun seiring makin banyaknya jumlah pengunjung, masyarakat makin banyak yang bergabung. Naik ke 40 kapal kemudian sekarang 132 kapal," jelasnya.

 

Warung makan dan jajanan juga mudah  ditemukan. Menyediakan hidangan lokal seperti nasi tiwul, ikan bakar dan es kelapa muda.

 

Gazebo dan tempat istirahat juga ada di beberapa titik. Sepanjang area dermaga menyediakan gazebo yang bisa digunakan untuk bersantai.

 

Tersedia jug jembatan bambu, dermaga kecil, dan titik-titik instagenik untuk berfoto dengan latar sungai dan hutan tropis.

 

Selain itu, beberapa operator juga menawarkan paket menyusuri sungai hingga ke Pantai Ngiroboyo dan menyaksikan langsung matahari terbenam dari muara.

 

Menikmati keindahan Sungai Maron tidak perlu merogoh kocek dalam. Tiket masuk area wisata  Rp 5.000 untuk dewasa dna Rp 3.000 untuk anak-anak. Sementara, parkir motor Rp 3.000, mobil Rp 5.000 dan Rp 10.000 untuk bus/elf.

 

"Sementara untuk kapal Rp 100.000 muat untuk 4 orang," katanya.

 

Salah satu daya tarik unik Sungai Maron adalah kesempatan untuk melihat goa-goa kecil alami di pinggir sungai dan juga kegiatan memancing di area tertentu.

 

Ikan kakap merah,  bening, dan sidat ada di sana. Pengunjung juga bisa berenang di sungai ini. Tak hanya itu, jika sedang musimnya, wusatwan dapat menikmati jambu susu yang tumbuh liar disepanjang  Sungai Maron.

 

Bagi yang ingin menikmati suasana lebih intens, beberapa warga juga menawarkan pengalaman camping di sekitar bantaran sungai.

 

Untuk mencapai lokasi Sungai Maron, jarak rempuhnh sekitar 40 km arah barat pusat kota Pacitan atau sekitar 1 jam 10 menit. Berkendara menyusuri Tumpak Rinjing hingga Dadapan Watukurung yang berkontur menanjak dan menurun dengan sejumlah kelokan tajam.

 

"Ke depan kami akan terus mengembangkan wisata ini dan tentunya membutuhkan bantuan dari semua pihak. Mulai dari promosi maupun fasilitas," katanya.

 

Dwi menceritakan ada tanah kas desa yang dicita-citakan menjadi area istirahat bagi wisatawan yang menyusuri sungai. Di sana akan dilengkapi tempat makan, bersantai hingga area perkemahan.

 

"Jadi di tengah perjalanan, wisataan mampir di titik tersebut untuk istirahat sekaligus menikmati alam. Saat ini masih tersedia tanah saja, masih rencana. Semoga bisa segera kami wujudkan,"jelasnya.

 

Selain iti di area hulu, ada spot yang sangat bagus untuk river tubing. Survei dan pemantapan lokasi saat ini terus dilakukan. Sensasi menghanyut dengan sarana ban di sungai dikatakannya akan menantang dan berbeda dengan destinasi lain yang sudah ada.

 

"Kami membutuhkan pelatihan dan pendampingan. Sebab salah satu tantangan kami dalam mengembangkan Subgai Maron adalah terkait SDM. Dengan ilmu dan skill yang cukup, kami optimistia bisa lebih cepat berbenah," tutupnya.(dya)

 

 

Share:
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.