23 November 2025

Get In Touch

Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Terinspirasi Kejahatan di Luar Negeri

Polda Metro Jaya mengungkapkan motif pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta (Kompas)
Polda Metro Jaya mengungkapkan motif pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta (Kompas)

JAKARTA (Lentera) -Kepolisian menyatakan insiden ledkan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta tidak terkait dengan jaringan terorisme.

Terduga pelaku yang merupakan anak berhadapan dengan hukum, terinspirasi darintayangan ekstrem yang ditonton dari internet serta rasa dendam yang terakumulasi terhadap keluarg dan libgkungan sekolahnya.

Hal itu disampaikan Pejabat Pengelola Informasidan Dokumentasi Densus 88 Antiteror Polri Ajun Komisaris Besar Mayndra Eka Wardhana dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta

AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan, pelaku yang berstatus anak berkonflik dengan hukum (AKH) dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta terinspirasi dari sejumlah aksi kejahatan di dunia. 

Mayndra menjelaskan, ada sejumlah ideologi yang dianut enam orang pelaku kejahatan dunia. Beberapa di antaranya ditulis oleh AKH di senjata laras panjang mainan yang dibawanya saat kejadian.

"Nah, di sini ada suatu hal yang memprihatinkan. Ada beberapa yang menjadi inspirasi terkait figur. Kami sebutkan ada kurang lebih enam yang tercatat," ujar dia di Mapolda Metro Jaya.

Salah satu ideologi yang diadopsi adalah aliran neo-Nazi, seperti yang dianut Eric Harris, pelaku penembakan di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat, pada 1999. 

Selain itu, terdapat nama Vladislav Roslyakov, pelaku penembakan di Politeknik Kerch, Rusia, pada 2018; serta Natalie Rupnow, pelaku penembakan di sekolah di Wisconsin, Amerika Serikat, pada 2024.

Penganut aliran supremasi kulit putih (white supremacy) juga tercantum di senjata mainan tersebut, yakni Dylann Roof, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina, Amerika Serikat, pada 2015; dan Alexandre Bissonnette, pelaku penembakan di Masjid Quebec, Kanada, pada 2017. 

Terakhir, terdapat nama Brenton Tarrant, penganut aliran etno-nasionalis, yang terlibat dalam penembakan di Masjid Christchurch, Selandia Baru, pada 2019. Namanya tertulis paling jelas di senjata mainan itu.

Polda Metro Jaya mengungkap motif pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta melalui konferensi pers yang disiarkan secara online pada Selasa (11/11/2025).

Mengutip Kompas, berdasarkan hasil penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), pelaku yang berstatus anak berhadapan dengan hukum (ABH) tersebut meledakkan bom di dua tempat yang berbeda, yakni di dalam masjid di SMAN 72 Jakarta dan di bank sampah serta di taman baca.

Tindakan itu dilakukan pada Jumat (7/11/2025) sehingga membuat puluhan siswa mengalami luka-luka.

Data terbaru per Selasa (11/11/2025), jumlah korban akibat ledakan tersebut naik menjadi 96 orang, dengan perincian 67 luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 orang mengalami luka berat.

Dari keseluruhan korban, 68 orang dinyatakan sudah boleh pulang, sedangkan 28 orang masih dirawat (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.