22 November 2025

Get In Touch

Korban Ledakan SMAN 72 Capai 96 Orang, 29 Dirawat di RS 

Petugas kesehatan memindahkan siswa SMAN 72 Jakarta ke mobil ambulans untuk pemeriksaan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025). (Antara)
Petugas kesehatan memindahkan siswa SMAN 72 Jakarta ke mobil ambulans untuk pemeriksaan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025). (Antara)

JAKARTA (Lentera) - Korban ledaka di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakrata Utara mencapai 96 korban dan 29 diantaranya menjalani perawatan di tiga rumah sakit (RS) berbeda. 

Tiga rumah sakit tersebut yaitu Rumah Sakit Islam Cempaka Putih ada 14 korban; RS Yarsi ada 14 korban; dan satu korban di RS Pertamina. 

"Total yang masih dirawat 29 dari 96 [korban]. Sisanya kemarin sudah bisa pulang dan mungkin juga dilaksanakan rawat jalan," ujar Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, usai menjenguk korban ledakan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Sabtu (8/11/2025) dilansir blommbergtechnoz. 

Lebih lanjut Kapolri mengatakan bahwa secara umum, 12 korban di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih saat ini sudah dirawat di ruangan rawat inap. Dua diantaranya masih dirawat di instalasi rawat intensif atau intensive care unit (ICU) karena memerlukan penanganan khusus. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih Pradono Handojo mengatakan hingga saat ini tidak ada lagi korban ledakan dari SMAN 72 yang dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) di RS Islam Cempaka Putih.

Sementara, 29 korban sudah kembali ke rumah masing-masing. Berdasarkan data korban yang dirawat di RS Islam Cempaka Putih, dua pertiga di antaranya mengalami gangguan pada pendengaran akibat ledakan tersebut. 

"Saya dan 1.050 karyawan RS Islam Cempaka Putih yang menjadi bagian selama 24 jam sejak kemarin mengucapkan terima kasih ke publik yang membolehkan kami bekerja dengan fokus dan perlindungan dari Polisi," ujarnya. 

Listyo mengatakan akan membangun pusat penyembuhan trauma (trauma healing) untuk memberikan pelayanan dan bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dokter dan psikolog yang diperlukan. Sehingga, pusat penyembuhan trauma itu bisa memberikan bantuan kepada para korban.

Terpisah, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan rehabilitasi diberikan untuk para korban beserta keluarganya sembari menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian sebelum menarik kesimpulan terkait penyebab ledakan.

Gus Ipul yang menjenguk korban dan keluarga di RS Yarsi itu lebih difokuskan pada komunikasi ringan untuk mendukung pemulihan psikologis mereka.

“Kami hanya berbicara ringan, menanyakan posisi mereka saat kejadian dan bagaimana mereka menyelamatkan diri. Sebagian besar masih didampingi orang tua,” ujarnya saat di RS Yarsi Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu (8/11/2025).

Ia menambahkan, sebagian besar korban masih menunjukkan tanda-tanda trauma, namun semangat untuk pulih tetap kuat. “Dari hasil dialog dengan para dokter, saya lihat anak-anak punya semangat besar untuk segera sembuh. Mari kita doakan bersama,” ucapnya dilansir antara.

Gus Ipul juga mengimbau publik untuk tidak berspekulasi terkait isu dugaan perundungan atau bullying yang dikaitkan dengan pelaku dalam peristiwa ledakan di masjid SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang terjadi pada Jumat (7/11/2025).

“Ya, kita tunggu saja ya, jangan berspekulasi. Kami tadi sempat berdialog dengan para korban, tetapi belum memungkinkan untuk membicarakan hal yang detail,” katanya. (*)

 

Editor : Lutfiyu Handi/berbagai sumber
 

Share:
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.