08 October 2025

Get In Touch

7 Oktober, Dua Tahun Israel Serang Gaza

Kondisi terkini perang Hamas vs Israel. Pemuda Israel berlari mencari perlindungan saat penembakan di Ashkelon, ketika rentetan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada 7 Oktober 2023 (AFP)
Kondisi terkini perang Hamas vs Israel. Pemuda Israel berlari mencari perlindungan saat penembakan di Ashkelon, ketika rentetan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada 7 Oktober 2023 (AFP)

KOLOM (Lentera) -Tanggal 7 Oktober 2025 genap dua tahun serangan mematikan Israel kepada rakyat Palestina di Gaza. Bertepatan dengan itu dimulainya perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel untuk mengakhiri perang di Gaza.

Negosiasi berlangsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, di bawah rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Rencana itu menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan seluruh sandera, pelucutan senjata Hamas, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.

Menurut stasiun Al-Qahera News yang berafiliasi dengan intelijen Mesir, pembahasan difokuskan pada persiapan kondisi lapangan untuk pertukaran sandera dan tahanan berdasarkan rencana tersebut.

Sumber Palestina yang dekat dengan negosiator Hamas menyebut, perundingan kemungkinan akan berlangsung selama beberapa hari.

Trump mengatakan kepada Newsmax TV, “Saya pikir kita sangat, sangat dekat untuk mencapai kesepakatan. Ada banyak niat baik yang ditunjukkan sekarang. Sungguh luar biasa”.

Dua tahun setelah serangan 7 Oktober

Diketahui, serangan 7 Oktober 2023 terjadi pada akhir festival Yahudi Sukkot, ketika kelompok bersenjata Palestina yang dipimpin Hamas menerobos perbatasan Gaza-Israel dan menyerang komunitas di Israel selatan serta festival musik di gurun Negev.

Serangan itu menewaskan 1.219 orang di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, dan 251 orang disandera ke Gaza. Menurut militer Israel, 47 orang masih ditawan, termasuk 25 yang diyakini telah tewas.

Sejumlah acara digelar di berbagai lokasi untuk memperingati tragedi tersebut. Keluarga dan kerabat korban festival musik Nova berkumpul di lokasi serangan, tempat lebih dari 370 orang tewas dan puluhan disandera.

Upacara lain digelar di Lapangan Sandera Tel Aviv, lokasi demonstrasi mingguan yang menyerukan pembebasan para sandera. Peringatan nasional yang diselenggarakan negara dijadwalkan berlangsung pada 16 Oktober.

“Itu adalah insiden yang sangat sulit dan besar yang terjadi di sini,” kata Elad Gancz, seorang guru, dikutip dari AFP pada Selasa (7/10/2025).

“Tetapi kami ingin hidup dan, terlepas dari segalanya, melanjutkan hidup kami, mengenang mereka yang ada di sini dan, sayangnya, telah tiada,” ujarnya.

Dampak perang Gaza

Kampanye militer Israel di Gaza melalui udara, darat, dan laut sejak dua tahun lalu menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Angka tersebut dianggap kredibel oleh PBB.

Lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Rumah, rumah sakit, sekolah, dan jaringan air hancur.

Sementara ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal dan kini berlindung di kamp-kamp yang penuh sesak dengan akses terbatas terhadap makanan, air, dan sanitasi.

“Kami telah kehilangan segalanya dalam perang ini, rumah, anggota keluarga, teman, tetangga kami,” ujar Hanan Mohammed (36), pengungsi dari Jabalia.

“Saya tidak sabar menunggu gencatan senjata diumumkan dan pertumpahan darah ini berhenti. Tidak ada yang tersisa selain kehancuran,” tambahnya.

Tekanan internasional dan ketidakpuasan publik

Tekanan internasional terhadap kedua pihak semakin besar. Penyelidikan PBB bulan lalu menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, sementara kelompok hak asasi manusia menuduh Hamas melakukan kejahatan perang dalam serangan 7 Oktober. Kedua pihak membantah tuduhan itu.

Mengutip Kompas, survei terbaru Institut Studi Keamanan Nasional Israel menunjukkan 72 persen warga Israel tidak puas dengan penanganan perang oleh pemerintah.

Israel juga memperluas operasi militernya ke luar Gaza, menyerang target di lima ibu kota regional, termasuk Iran, dan menewaskan sejumlah tokoh senior Hamas serta pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir memperingatkan bahwa jika negosiasi gagal, militer siap melanjutkan operasi di Gaza. 

“Jika pembicaraan tidak menghasilkan kesepakatan, kami akan kembali berperang,” ujarnya (*)

Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Tanah Jarang
Previous News
Tanah Jarang
Lenterabandung.com.
Lenterabandung.com.