
MANDALIKA (Lentera) -Marc Marquez mengalami akhir pekan yang buruk di MotoGP Indonesia. Belum selesai putaran pertama, dia jatuh setelah senggolan dengan Marco Bezzecchi.
Setelah terjatuh, Marc cukup lama untuk kembali ke pit. Ternyata dia dibawa langsung ke Medical Center.
Saat terlihat kembali dari sana, Marc menyembunyikan tangan kanannya di balik baju.
Setelah itu, Davide Tardozzi yang datang menyusulnya mengonfirmasi kalau dia alami patah pada bahu sebelah kanan.
Kutukan
Hasil pahit tersebut memperpanjang rekor buruk Marquez di Mandalika.
Sejak 2022, ia belum pernah sekalipun finis pada balapan utama.
Kutukan itu dimulai pada debut sirkuit ketika ia absen balapan akibat kecelakaan keras di sesi pemanasan.
Setahun kemudian, ia kembali tersingkir akibat insiden di lintasan.
Musim 2024 situasinya tak lebih baik, Desmosedici tunggangannya mengeluarkan asap di lap ke-12 sehingga harus berhenti lebih awal.
Meski pernah merasakan podium ketiga pada ajang Sprint Race 2024, Mandalika tetap menjadi tantangan bagi sang juara dunia delapan kali itu.
Bahkan sebelum menjalani balapan utama musim ini, Marquez sudah mengaku lebih realistis dengan targetnya yaitu hanya bisa menyelesaikan balapan di partai tengah.
“Hasil paling bagus adalah finis keempat, di depan Alex (Marquez) atau di belakang Alex. Tapi tanpa Acosta jatuh, harusnya kelima, keenam. Jadi untuk besok, coba untuk bertarung untuk posisi kelima sampai ketujuh,” kata Marquez seusai Sprint, Sabtu (4/10/2025), dikutip Kompas.
Marquez juga mengaku motornya tidak cocok dengan karakter Mandalika yang menuntut kecepatan menikung tinggi.
“Saya tidak bisa menggunakan akselerasi saja, karena di sini sangat licin. Kamu harus menjaga kecepatan di tikungan, dan itu kelemahan di motor kami. Tapi itu strong point buat Aldeguer,” ujarnya.
Empat musim beruntun gagal finis di balapan utama membuat Mandalika kian identik dengan kutukan bagi Marquez.
Sirkuit kebanggaan Indonesia ini seakan menjadi satu-satunya tempat di mana magisnya belum mampu bekerja (*)
Editor: Arifin BH