JAKARTA (Lentera) – China mencatat sejarah baru di bidang teknologi dengan meluncurkan layanan internet 10G pertama di dunia. Kecepatan jaringan ini jauh melampaui 5G yang saat ini masih terbatas penggunaannya di Indonesia.
Layanan 10G tersebut diperkenalkan di Kota Xiong’an, Provinsi Hebei, hasil kolaborasi dua raksasa teknologi asal China, Huawei dan Unicom, yang mendapat dukungan penuh pemerintah.
Menurut The Economic Times, dikutip Minggu (28/9/2025) internet 10G mampu mencapai kecepatan unduh hingga 9.834 Mbps dan unggah 1.008 Mbps dengan latensi hanya 3 milidetik. Angka ini menempatkan China jauh di depan negara lain, seperti Uni Emirat Arab (rata-rata 313,5 Mbps) dan Singapura (345,3 Mbps), yang sebelumnya dikenal dengan internet tercepat di dunia.
Teknologi yang digunakan adalah 50G Passive Optical Network (PON), pengembangan dari sistem Fibre to the X (FTTx). Dalam kondisi ideal, 50G PON bahkan bisa menghasilkan kecepatan hingga 50 Gbps tanpa perlu pembaruan besar pada infrastruktur jaringan.
Dengan kecepatan tersebut, pengguna bisa mengunduh film 4K berukuran 20GB hanya dalam waktu kurang dari 20 detik—padahal jaringan 1 Gbps membutuhkan 7–10 menit.
Selain hiburan, internet super cepat ini juga membuka peluang besar untuk berbagai sektor, mulai dari komputasi awan, virtual reality (VR), augmented reality (AR), hingga layanan vital seperti telemedicine, pendidikan, dan pertanian berbasis teknologi.
Peluncuran ini menegaskan ambisi China untuk memimpin infrastruktur digital global dan menggeser dominasi negara-negara lain dalam teknologi internet berkecepatan tinggi.
Editor:Widyawati/berbagai sumber
.jpg)
